Sabtu, 23 Juli 2011

Anak Pemulung Pentas Seni Kolosal

Di antara tumpukan sampah, beberapa bocah menari dengan gemulai. Musik mengalir dengan cepat mengiringi lenggak-lenggok anak-anak pemulung yang bermukim di Kawasan Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA) Tamangapa Antang.

Sebuah panggung seni yang berdiri di atas bekas bangunan Sanggar Belajar TPA Tamangapa, menjadi sarana menuangkan kreativitas dalam memperingati Hari Anak Nasional, kemarin. Aksi gemulai tangan mungil yang biasanya memungut sampah daur ulang,kini menghibur. Tanpa canggung,anakanak ini menari bak idola cilik. Aksi menggemaskan bocah ini berakhir bersamaan dengan riuh tepuk tangan seratusan anak lain dan orang tua yang duduk di deretan kursi di depan panggung,di bawah tenda plastik.

Sementara itu,armada pengangkut sampah milik Dinas Kebersihan Makassar berlalu lalang di jalan di samping panggung itu.Mobil ini akan membuang sampah warga Makassar tidak jauh dari panggung. Namun,lalu lalang mobil tidak sedikit pun mengalihkan perhatian anak-anak yang sedang menari.Bau menyengat menusuk hidung yang berembus dari mobil pengangkut sampah warga Makassar.Belum lagi,terik matahari siang itu dan lalat yang menemani pentas seni anak ini.

Semua itu tak menyurutkan semangat anak-anak ini.Itu karena setiap hari mereka bergelut dengan sampah untuk menghidupi keluarga. Sesaat kemudian,anakanak kembali bersorak saat kelompok pendamping anak pemulung mengumumkan hasil lomba dalam rangkaian peringatan Hari Anak Nasional ini. Lomba makan kerupuk, lomba lari kelereng,lomba karung adalah eventyang dilaksanakan khusus untuk ratusan pemulung ini. Bingkisan kecil berisi minuman ringan cukup membuat bocah-bocah ini girang.Setiap anak yang menang dalam lomba yang dilaksanakan dua hari sebelumnya diberikan hadiah kecil.

Mereka yang setiap hari bergelut dengan tumpukan sampah,jarang mendapatkan hadiah. Di sudut lain,dua dokter sibuk memeriksakan mengukur tekanan darah pasien.Kedua dokter ini disiapkan Yayasan Pelangi Kasih Makassar guna memberikan pelayanan gratis kepada warga yang tinggal di sekitar TPA ini. “Ada 514 anak yang dilibatkan dalam peringatan Hari Anak Nasional tahun ini.Kami laksanakan sejak Kamis dan puncaknya hari ini.Kami kerja sama dengan Yayasan Pelangi Kasih Makassar dan Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Sulsel, termasuk Saribattang,”ujar Makmur,KetuaYayasan Pabbata Ummi (Yaptau) Makassar, lembaga yang mendampingi anak pemulung di TPA ini.

Kegiatan kali ini tidak melibatkan unsur pemerintah, baik Pemprov Sulsel maupun Pemkot Makassar.Semua biaya dalam kegiatan ini hasil swadaya yayasan.“Kami melakukan pentas seni kolosal tanpa melibatkan unsur pemerintah. Anak terpinggirkan tidak mendapatkan tempat oleh pemerintah dalam memperingati Hari Anak Nasional.Jadi,saya mau katakan bahwa kami bisa melaksanakan kegiatan seperti ini,bukan hanya anak dari keluarga mampu,”ungkapnya.

Dia mengatakan,selama ini anak pemulung sadar tentang haknya,termasuk mendapatkan pendidikan.Belakangan ini anak sudah mulai ingin belajar, tinggal dukungan pemerintah dalam memberikan perhatian. “Anak pemulung juga harus diberi kesempatan mengekspresikan potensi yang dimilikinya. Mereka berhak menikmati masa kecil sama dengan anak-anak lainnya,”ujarnya.

PembinaYayasan Pelangi Makassar Hendrik mengungkapkan, kehadiran yayasan yang beralamat di Jalan Bulusalaka No 27 Makassar,ini untuk memberikan motivasi kepada anak-anak di TPA.Menurutnya, Hari Anak Nasional ini dijadikan momen membalikkan keadaan setiap anak agar bangkit bersaing dengan negara lain,termasuk anak pemulung.“ Kami memberikan sekitar 700 bingkisan kepada anak pemulung.

Ini sekadarnya saja untuk memberikan kegembiraan kepada anak-anak di Tamangapa ini.Mental dan pola pikir anak yang harus diubah. Jika dulu tidak memikirkan masa depan,kami harus memberikan motivasi agar hidup mereka bisa berubah,” tandasnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar